Tahun 2009 adalah tahun dimana saya memulai membangun “money blog” saya.
Saya sebut money blog, karena ini adalah blog yang saya buat berdasarkan topik tertentu,
sudah saya riset sebelumnya, dan sengaja saya buat untuk di monetize,
waktu itu direncanakan untuk main Google Adsense.
Sebelumnya, Saya sudah pernah membuat beberapa website/blog,
tapi lebih ke arah pribadi dan aktivitas saya sehari hari
Sifatnya lebih mirip ke “curhat blog“, tau kan maksudnya..
Dari segi monetize pun ngga pernah terpikirkan.
Ya bisa dibilang ngeblog asal nulis saja.
Dari awal ngeblog, hingga saat ini, saya setia dengan WordPress.
Seingat saya waktu itu masih versi 2.7.
Saat ini Wordppress sudah versi 4.8.3 dan ajaibnya …
28% website yang ada di dunia ini menggunakan wordpress engine (sumber:wordpress.org).
Banyak banget yang pakai wordpress ya…
Alhamdulillah pilihan saya dan Anda juga tentunya
untuk menggunakan wordpress tidak salah.
Nah, Ketika kita mulai ngeblog dengan wordpress,
Misalnya untuk bermain Adsense, Amazon, atau lainnya.
Selain memilih topik blog, kita juga dihadapkan pada dilema untuk memilih theme.
Theme macam apa yang mau kita gunakan di blog kita?
Fitur apa yang ada di theme yang bisa kita pakai?
Gimana cara setting theme nya?
Pertanyaan seperti ini pasti kita temui saat membuat blog pertama kali.
Nah lewat artikel ini saya akan bercerita kepada Anda
Beberapa kesalahan yang pernah saya lakukan dalam memilih Theme sepanjang karir blogging saya š
Dengan harapan, supaya Anda tidak terjebak di kesalahan yang sama
Blog-blog awal saya dulu, semuanya memakai free wordpress theme
Lebih karena keterbatasan skill yang ngga bisa buat theme sendiri ^_^
Plus tambahan modal sedikit ‘cekak’ untuk beli premium themes
Jadilah seadanya dengan free themes.
Namun seiring perjalanan blogging saya,
ada beberapa kendala yang saya alami ketika memilih free wordpress themes, diantaranya:
Bukan berarti free themes ngga saya rekomendasikan ya.
Ini adalah sebagian kendala yang saya hadapi ketika memilih free themes.
Nah, jika Anda baru memulai blogging,
Lalu Anda mulai dari menggunakan free themes, itu juga ngga masalah kok.
Terlebih lagi dengan kondisi saat ini, sudah jauh lebih banyak Free themes yang bagus-bagus.
Dari segi SEO, compatibilty, dan fitur.
Kalau anda rajin mencari, bisa ketemu free themes yang mumpuni.
SARAN PENTING dari saya ketika memilih free themes adalah:
Pilihlah themes langsung dari WordPress Themes Directory (https://wordpress.org/themes/)
atau dari website developer ternama seperti Elegant Themes, WooThemes dsb.
tampilan theme directory dari dashboard wordpress admin
fyi, agar semua themes bisa masuk listing disana,
reviewnya cukup ketat terutamaa dari sisi security, privacy, dan penulisan codenya.
Tidak disarankan Anda melakukan googling free wordrpess themes,
dan mendowload dari website website yang tidak jelas reputasinya .
Terlebih bagi Anda yang awam coding.
Karena bisa saja di themes yang diberikan disisipin link/script tertentu.
Yang tentunya tidak aman untuk website Anda.
Makanya saya sangat menyaramkan pilih dari wordpress themes resmi.
Setelah selang beberapa lama saya menggunakan Free WPThemes,
Saya juga mencoba menggunakan premium WP Themes
salah satu premium wordpress themes
Jujur saja saya tergoda begitu melihat demo dari premium themes.
Terutama untuk varian magazine.
Keren-keren banget tampilannya.
Pas banget untuk ngeblog Adsense, begitu dalam benak saya.
Keluar biaya sedikit tidak apa lah,
Asal kita bisa dapat support dari penjual,
dokumentasi yang lengkap untuk setting themes,
plus tampilan website yang keren.
Keunggulan yang diberikan oleh premium themes ini,
tidak kita dapatkan jika kita menggunakan free themes.
Kelebihannya lagi website kita secara tampilan lebih unik,
karena pemakai premium themes yang sama, secara jumlah jauh lebih sedikit dibanding free themes.
Sangat jarang saya menjumpai blog yang sama persis dengan tampilan blog saya.
Namun disamping kelebihannya ada juga kekurangan dari Premium Themes yang saya rasakan.
1. Terlalu banyak fitur yang sebenarnya tidak saya pakai.
Kebanyakan premium themes mencoba mengakomodir semua kemungkinan kebutuhan pembelinya.
Jadi banyak fitur dan fungsi yang dibenamkan di dalam themes.
Contoh misalnya fitur contact us dengan google maps.
Atau featured slider yang canggih bisa animasi bolak balik.
Atau shortcode dengan custom post type yang lumayan ribet dipelajari.
Di dunia blogging, kayaknya saya ngga butuh fitur-fitur itu.
2. Plugin Tambahan yang disyaratkan juga diinstall
Sebagian besar themes, meminta menginstal plugin tambahan
Walau kadang kita ngga butuh plugin tersebut.
Terus ada lagi shortcode-shortcode tertentu yang dipakai di premium themes.
Ini terkadang menyulitkan kita untuk berganti tampilan.
ketika kita ganti theme dengan yang lain, otomatis shortcode2 itu ngga bekerja.
Perlu penyesuaian lagi. Menghabiskan waktu untuk setting lagi.
3. Terasa Berat dan Slowly Load.
Terasa berat ketika kita buka, bahkan di halaman dashboard admin.
ya mungkin ini karena efek banyak fungsi didalam themes.
belum lagi misalnya pakai javascript yang terlalu banyak.
Ini membuat website semakin lama dibuka.
Bukan berarti premium themes ngga bagus untuk blogging.
Hal diatas adalah kendala yang pernah saya alami.
Bisa diatasi dengan meneliti lebih dalam sebelum membeli themes.
Apakah fiturnya sesuai dengan yang Anda inginkan?
Apakah tampilannya pas dengan pembaca blog Anda?
Apakah loading website cepat ketika dibuka?
Apakah supportnya fast response?
Jika jawabannya ya, maka layak dibeli themesnya .
Kembali ke cerita blogging saya..
Singkat kata di Awal tahuan 2012, saya mulai belajar membuat wordpress theme sendiri
Dibimbing guru kenamaan yang sangat telaten
alhamdulillah setelah sekian purnama,
Akhirnya bisa buat wordpress sendiri dari nol .. horee! ^_^
Walhasil semua blog saya saat ini sebagian besar memakai theme karya sendiri.
Ngga tau juga, apa itu sebabnya jadi lebih awet ya blognya ? hehe
Ohya, kalau kita bisa membuat themes sendiri,
ada berbagai keunggulan yang kita dapatkan :
Nah kalau Anda punya kesempatan untuk belajar membuat wordpress theme,
saya sangat anjurkkan, terutama untuk Anda yang mau serius di dunia blogging.
Jadi pilih yang mana, Free, Premiun atau Custom WordPress Themes?
Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya tergantung posisi Anda saat ini.
Jika Anda baru memulai blogging, tidak ada salahnya memakai free themes.
Jika Anda ada sedikit modal, Anda bisa membeli premium themes
Jika ada lebih banyak modal, menghire web designer untuk membuat custom themes untuk blog Anda bisa jadi pilihan terbaik.
Tips dari saya adalah Hindari beberapa kesalahan yang pernah saya lakukan.
Butuh waktu lebih dari 3 tahun bagi saya untuk menyadari kesalahan-kesalahan ini.
Lewat artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman saya,
dengan tujuan agar Anda tidak juga mengalaminya.
Oke Apa saja KESALAHAN yang harus dihindariĀ dalam memilih Theme itu:
Selayaknya dagangan yang sedang dipajang di etalase,
demo theme selalu cantik dilihat.
Tapi perlu diingat bawah theme harus dibuat berdasarkan tujuan dari blog.
Tujuan dari blog harus bisa menjawab keinginan dari target market blog, yaitu pembaca.
Theme yang cantik, tapi tidak pas dengan target market kita.
Tentu ngga ada gunanya kan.
Sangat penting mempertimbangan apa yang Target blog kita inginkan
Contohnya dari segi kombinasi warna, tipografi font, layout dan penggunaan gambar yang mengakomodir keinginan pembaca.
Contohnya jika Anda bermain affiliate amazon,
maka jenis blognya bisa jadi adalah review blog.
Maka theme anda harus bisa “memuaskan” pembaca ketika membaca tulisan yang ada di blog.
Misalnya bisa di baca dengan nyaman diberbagai device, gambar yang jelas, cepat di buka dan sebagainya.
Poin yang ingin saya sampaikan adalah,
langkah pertama tentukan dulu tujuan blog, mau tipe blog seperti apa,
kenali karakteristik calon pembaca blog Anda, putuskan mau memakai tampilan apa,
Magazine, Review style, flat style, box style dsb.
Baru langkah kedua anda mencararinya di Google.
Ada sebab mendasar mengapa wordpress membedakan antara themes dan plugin.
Kegunaan utama dari Themes adalah mengatur tampilan dari website.
Sedangkan Plugin menambahkan fungsi fitur tertentu pada sebuah website.
Banyak developer themes saat ini menambahkan banyak fitur kedalam themenya.
Seperti penggunaan shortcode, custom post, slider dsb
Hal ini tidak salah, namun sebagai pemilih website kita dituntut jeli memilih fitur yang benar benar kita butuhkan.
Terkadang walau ngga kita pakai , fitur tersebut di load di website kita ketika dibuka. Sayang kan..
Fitur yang terintegrasi dengan themes juga ngga akan bekerja kalau kita mengganti themes, artinya kita harus banyak lakukan penyesuaian kembali.
Lagipula jika fungsi yang kita inginkan tidak ada,
toh kita masih bisa mencarinya lewat stok plugin melimpah yang ada di wordpress.
Sebuah Theme sejatinya memang mengatur tampilan blog kita untuk yang melihatnya – dalam hal ini manusia. Komposisi warna, layout, tipografi, navigasi wajib di pilih dengan seksama agar pembaca “manusia” nyaman melihat dan berselancar di blog kita.
Namun, selain manusia, ada juga pihak lain yang sering berkunjung ke website kita.
Yaitu Search Engine, seperti Google atau Bing.
Sebuah Theme yang tampil Bagus di mata manusia, belum tentu tampil bagus di mata search engine.
Padahal jika kita mengandalkan organic traffic dari Google, saat ini wajib agar blog kita memakai theme yang menyambut ramah crawler bot dari Google.
Theme yang memiliki performa bagus di search engine biasanya di sebut SEO Friendly Themes.
Ada banyak faktor terkait SEO Friendly Themes, diantaranya struktur theme, susunan heading, konfigurasi internal link, valid coding, kecepatan website, schema dan sebagainya.
Insya Allah saya akan membahas tentang SEO Friendly Theme di tulisan lain waktu.
Pada poin ini yang ingin saya sampaikan adalah Anda juga harus mempertimbangkan bagaimana Search Engine “melihat” website kita.
Bagi pemain AdSense, tingkat rasio klik tayang – click through raate (CTR) yang tinggi adalah dambaan.
Ngga papa punya blog bertrafik rendah asal CTR nya bisa tinggi. Maunya begitu ya..
Sampai sampai ada istilah High CTR Theme yang populer kita dengar.
Ciri-ciri Theme yang bisasa disebut high-ctr biasanya seperti ini:
Kembali lagi memilih theme sejatinya adalah bagaimana mempresentasikan blog kita ke pembaca. Blog yang memiliki iklan terlalu “frontal” cenderung membuat pembaca tidak nyaman. Yang mana akan berimbas ke data user experience di website seperti bounce rate, time spent, dan page/visit yang semakin rendah. Hasil akhirnya akan berimbas ke penurunan traffic blog. Tentu Anda tidak menginginkan hal seperti ini bukan.
Benar bahwa penempatan posisi iklan mempengaruhi tingkat CTR.
Tapi ada juga banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan.
Seperti misalnya kesesuaian konten, tingkat CPC, bounce rate, dan keberlangsungan visitor ke depannya.
Lagipula Tingkat CTR yang tinggi tak selalu berarti Penghasilan Tinggi.
Terkadang Banyak klik tapi CPC nya rendah sekali.. ya sama aja donk š
Poin saya adalah, jangan jadikan faktor high-ctr saja, sebagai dasar memilih theme.
Sebelumnya, Saya sudah menulis tentang tips mendapatkan CTR yang tinggi disini berdasarkan pengalaman saya.
CTR Tinggi dalam batas wajar plus mendapatkan nilai CPC yaang menggiurkan.
Saat ini pengguna internet dari mobile jumlahnya sudah sangat banyak.
Bahkan dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh Google, menyatakan bahwa
“Jumlah pencarian di mobile , sudah melewati jumlah pencarian di desktop
“In fact, more Google searches take place on mobile devices than on computers in 10 countries including the US and Japan – GoogleAdwordsBlog”
Saat ini pengguna internet yang melakukan searching di Google via HP/smartphone.
Jumlah pencariannya sudah melewati orang yang melakkukan searching dari laptop.
Ini menunjukkan sudah sangat besar sekali pengguna internet yang melakukan aktivitasnya dari HP.
Oleh karenanya, sangat penting bagi Anda untuk memilih Theme yang mobile Friendly dan Fast Load.
Kissmetrics mengatakan, 47% web visitor ingin kecepatan website dibuka kurang dari 2 detik.
Dan gawatnya lagi, 40% visitor akan menutup/meninggkalkan website jika loading timenya lebih dari 3 detik.
Oleh sebab itu, penting bagi kita memilih theme yang bisa tampil baik juga untuk pembaca dari mobile/tablet, bukan hanya mementingkan pembaca dari laptop/desktop.
Terdapat beberapa tool yang bisa Anda gunakan sebelum memilih Theme berdasarkan faktor di poin ini:
Unutk mengecek kecepatan sebuah website gunakan tool ini:
Untuk mengecek apakah website kita mobile friendly dan bagaimana web kita jika dibuka dari berbagai device bisa menggunakan tool ini:
Semoga beberapa kesalahan saya diatas dapat menjadi panduan Anda semua dalam memilih wordpress themes.
Jika anda bertanya kepada saya, dengan mempertimbangkan hal hal yang telah dibahas di artikel ini.
Tentu custom wordpress theme adalah pilihan paling baik untuk sebuah “money blog”.
terima kasih
Oke, Sukses untuk kita semua
Fico Maulana
josh.. sebelumnya, jarang make test speed. pas di test beberapa waktu lalu.. hmmm banyak image yang harus di sesuaikan… tambah baca ini.. mantap lah..